Friday, March 30, 2012

Menunggumu denganNya :)



Assalamu’alaikum akhi Rizky..


Apakah gadis berhijab tidak boleh jatuh cinta? Mungkin karena banyak yang mengira kami adalah malaikat yang berwujud manusia. Pun ketika kini, usiaku berkepala dua, dan sudah jadi mahasiswa tingkat delapan. I can feel it,too. Karena bukankah itu fitrah dari Allah yang sia-sia sekali untuk disangkal.

Tapi tidak, sama sekali aku bukan manusia yang pantas untuk menghalalkan aktivitas hubungan dua jenis berbeda tanpa ikatan menikah.

Aku hanya ingin bilang, akhi... bahwa tindak-tandukmu membuat akhwat sangat berpotensi untuk jatuh. Belum lagi harus kusebut wajah mu yang manis, bersih, kepintaranmu yang di atas rata-rata dan kharisma mu.

Dan aku? astaghfirullah, aku adalah salah satu yang terperangkap di dalamnya. Doa-doaku di pertengahan malam mulai terisi namamu. Bahkan dengan sedikit ‘memaksa’, aku ingin Allah menjodohkanmu denganku. Betapa semangatnya aku datang ke rapat musholah kampus, jika kamu ketuanya.

Kadang aku senyum-senyum sendiri bila mengingatmu memanggil ukhti. Walau aku tau akhwat lain juga mendapat panggilan yang sama. Ah, ada saja beda yang terasa.

Tolong akhi, bantu aku melupakanmu. Aku ingin hari-hari damaiku kembali lagi. Hari-hari yang hanya ada aku dan Dia, Allah swt. Tolong jangan terlalu banyak muncul di depan para akhwat, menebar senyum atau sengaja me-misscallku untuk membangunkanku shalat malam. Terlalu berat, akhi, menjaga hati dalam keadaan hati berbunga-bunga diharumi nafsu.

Baiklah, ku akhiri saja surat ini seiring kuakhiri segalanya. Sungguh, ini bukanlah hal yang mudah untuk bangkit lagi setelah terperosok terlalu jauh. Tapi aku tidak ingin kalah dari dirimu. Masa aku akhwat yang harusnya punya rasa malu yang lebih besar, malah menurunkan harkat diri sendiri?

Semoga kamu tetap terjaga dari rasa-rasa yang menyesatkan ini. Aku yakin. Allah menyayangimu.

Wassalam.


Kulirik jam berbingkai coklat di dinding kamar. 11 lewat 10. Tapi, Mas Yos tampaknya belum mau mengakhiri ketikan laporan seminar Islam di kampus Ahad tadi. Silu et wajahnya sangat menyenangkan untuk dipandang. Wajah hitam manis yang bersih. Kaca mata kecil berbingkai hitam bertengger di batang hidung yang lurus dan mata bening bergerak-gerak di dalamnya mengikuti gerakan kursor. Ah, Mas Yos, mas ku yang shaleh. Mas yang cerdas dan sopan. Mas yang selalu bersemangat untuk perbaikan umat. Mas yang tak pernah ada dalam hatiku, sebelum ia datang dengan kebulatan tekad untuk mengkhitbahku.

Dengan senyum dikulum, kulipat surat itu. Surat yang tak pernah kukirimkan kepada siapapun. Nama itu pun tersimpan rapi di dalamnya. Aku hanya mempercayakannya pada Allah SWT. Dan aku tahu sekarang, Allah lah yang membalasnya dengan cara yang lebih indah. Tulislah dalam hati saja!

Surat Cinta, hal 57-60
Akhwat modis, Ikhwan genit, Rahmi, Martina 2007


Ya Allah, aku hanya bisa terdiam. Ku tatap buku yang tak pernah bosan-bosan ku eja tiap katanya. Kembali ia mengingatkanku tentang apa yang pernah terkirimkan dulu. Ah, tak perlu ku tulis di sini. Kau pasti tahu, ya Rabb.

Semoga pikiran dan perasaanku tetap pada bagaimana mereka harus menjaga dan terjaga. Hingga nanti, sampai saatnya tiba. Insha Allah.

Akan kujejaki panjangnya sunyi ini,
Hanya sendiri bersamaMu, itu inginku,
Hingga Kau tuntun dia dan aku bertemu,
Ya, hingga saat itu, kuatkan aku untuk menunggu...


Sabtu dini hari, 31 maret 2012
Bersama dengan kawan-kawan mahasiswa di sana yang menunggu hasil perjuangan mereka,  Hey... BBM jadi naik?? :p


Thursday, March 29, 2012

"Gengsi dong Jangan cepat-cepat kau sebut cintaa... "

Hari ini, full di rumah. Depan tipi. Dan memang ini yang saya inginkan untuk hari ini. Rasanya malas untuk melihat keadaan dan bertemu orang-orang di luar sana, tak tau kenapa. Kalian juga pernah seperti ini kan !?

So, hanya ngutak ngatik notbuk, merapikan folder-folder yang kata Widya teman saya, BERANTAKAN. Foto, dokumen, lagu, video ada di luaarr semua. Hehehee. Begitulah saya, kalau lagi online, dan mulai donlod sana sini, saya pasti meletakkan semuanya di mana saja sesuka hati saya. Yang penting ter-donlod semua, urusan mem-folder2kan itu belakangan. Ada yang sama seperti saya?? Hayoo , ngakuu .. :p

Daaan ketika saya lagi ada di folder Mp3-Indonesia- saya nemu 1 lagu, yang sepertinya belum pernah terputar. Gengsi Dong.mp3 .. taraaaa, inikan lagu dangdut jaman bahuela yang pernah muncul di pilm Warkop DKI. Play ah .. Bosan juga dengar lagu2 jaman sekarang.

Aduh-aduh, malu-malu, kalau cinta tdk di balas cinta,
Aduh-aduh, malu-malu , Pikir-pikir kalo mencari jodoh...
Jangan-jangan, tunggu dulu, kalo memang sudah sama-sama suka, cinta itu takkan lari, jangan-jangan kau terburu nafsu...
Gengsi dooong jangan genit-genit ah malu dong,
Gengsi dooong Jangan cepat-cepat kau sebut cintaa,
Gengsi dooong jangan genit-genit ah malu dong,
Gengsi dooong Jangan cepat-cepat kau sebut cintaa...

Weitsss, mantaap blaaahhh...

Suaranya tante Camelia Malik ajiib daah...

Saya pun menghayal, andaikan saya Ayu ting-ting, saya akan minta ijin sama penciptanya buat menyanyikan kembali lagu ini...

Udah lagunya bagus, ga ada desahan2 aneh, syairnya juga mendidik. Jangan-jangan, tunggu dulu, kalo memang sudah sama-sama suka, cinta itu takkan lari, jangan-jangan kau terburu nafsu. Pas banget buat anak muda jaman sekarang,-termasuk saya yang masih muda-. Jadinya kan nyanyinya ga asal bunyi.

Yang tadinya saya lagi beresin folder, eh malah jadi nulis lagi gara-gara ‘Gengsi dong’. Hehehehhe. Sambil mengetik ini, kok saya jd teringat penampilan JP, penyanyi dangdut yang sangat heboh menurut saya, di salah satu acara musik ternama tadi pagi. Waduhh, no comment ah liat gaya pakaian sama syair lagunya. :B

Saya suka lagu dangdut, tapi jaman dulu punya, yang tidak seronok penyanyinya, yang yahud suaranya, Seperti, Jatuh bangunnya Kristina, Rekayasa cinta nya Camelia Malik, Ilalang nya Machica mochtar -yang sekarang lagi adu mulut sama Poppy Darsono (gosip, teteup :p) - , dan masih ada beberapa lagi yang jadi favorit saya. Kalo yang jaman sekarang? Hmmm, ada juga beberapa yang ajibbb buat seru-seruan di tempat karaoke-an. Bagaimana dgn kalian, suka dangdut-an jg? ;p

Lah, kok?  bisa-bisa panjang nih tulisan gara-gara lagu dangdut. Hahahahaa. Oke, sebelum saya akhiri postingan ini, Pesan saya buat anak muda jaman sekarang, Gengsi dooong jangan genit-genit ah malu dong, Gengsi dooong Jangan cepat-cepat kau sebut cintaa...

Ah, tiba-tiba saya teringat sesuatu ...



Wednesday, March 28, 2012

FlaPer Craft's March Giveaway

Assalamu’alaikum wr wb.
Selamat siang, readers.


28 Maret 2012, semoga tak ada lagi demonstrasi berujung pemukulan yag terjadi hari ini.


Well, hari ini, 2 lelaki dalam hidup saya, -sahabat saya-  akan melewati 1 langkah untuk menjemput gelar S.Pd, Seminar proposal. Dan alhamdulillah, giliran saya sudah terlewati, so saya menikmati melihat sedikit ketakutan mereka untuk duduk di depan 4 dosen, belasan mahasiswa dan menjelaskan isi proposalnya, huhuhuhuyyy :D

Gud luck buat kalian ya. Naaah, di sela-sela menyaksikan seminar mereka, saya tetap setia memangku notbuk dan pastinya blogwalking! ^_^ Jemari saya mengantarkan kedua mata saya sampai di FlaPer Craft  –Flanel n Paper Craft- , milik Mba Vina Rozaqta.  Salam kenal ya mbak y. Semoga sehat selalu dan persalinannya nanti lancar, insha allah. Aamiin.

Dan eng ing eng , ada March Give Away! Mba Vina mau bagi2in "PaperQuilling Kit"yang ternyata adalah sebuah box yg isinya 1 jarum quilling, 1 gunting, 1 lem putih, 1 pinset,8 pak kertas quilling 5mm, kertas emboss, kertas buat card, tag. Baru tau saya. Hehehee.



Saya yang juga sukaaaa berkreasi dengan kertas warna-warni, sangat tertarik untuk ikut March Give away nya mbak Vina. Berharap bisa dapat ntu "PaperQuilling Kit"Ayyuuuu’ buat kalian yang juga suka berbuat sesuatu dengan kertas kertas , ikutan Give away ini ya, Persyaratannya mudah, kok. Langsung sajaaa liaaat warna-warninya FlaPer Craft  blog. Naaaahhh, Sekarang, saya mau ngobrak-ngabrik blog Mba Vina dulu. ^_^

Oke , see you at the next posts, thank u .... 

Tuesday, March 27, 2012

Menjelang Senja dan Melihat Kalian di Sana :(

Tolak kenaikan BBM !!

Unjuk rasa di depan gedung DPR dan Istana Merdeka?

Unjuk rasa di depan masing-masing gedung DPRD?

Unjuk rasa menduduki tiap-tiap tempat pengisian BBM?

Unjuk rasa hingga bentrok dengan polisi?

Unjuk rasa lalu bentrok melawan warga+polisi?

Unjuk rasa dengan menyandra mobil PNS?

Unjuk rasa dengan memaksa semua pelanggan keluar lalu merusak restoran cepat saji?

Unjuk rasa dengan melempar batu ke sebuah kantor BUMN?

Unjuk rasa dengan melarang kawanmu kuliah?

Kawan, kami mengerti aksi kalian untuk menyuarakan isakan tangis kami yang tertahan karena membayangkan naiknya beban hidup seiring naiknya harga BBM...

Tapi, hari ini, kalian justru menjatuhkan air mata kami, melihat kalian melawan polisi, melawan warga, merusak apa yang semestinya bukan tujuan kalian... 
Melihat kalian dengan ganasnya berteriak, melempar batu, lalu tertembak oleh gas air mata. Belum lagi jika kalian tertangkap dan menjadi bulan-bulanan sekelompok lelaki berseragam cokelat itu.  

Tolong jangan kalian marah ketika membaca tulisan ini. Hanya pertanyaan-pertanyaan dan rasa sedih ketika melihat lagi-lagi kalian menjadi musuh polisi, dari kotak 21inch di depan sana.


Menjelang senja, 27 Maret 2012..
Mahasiswa, kata yang kini tak lagi ku tahu pasti artinya....


Monday, March 26, 2012

Ketika Hujan Sore Ini

Picture from here

Duduk di sudut teras, mengamati titik-titik yang jatuh dari awan kelabu...

Sejuk, basah, dingin, tapi ada tenang yang kudapatkan...

Kunikmati tiap bulirnya, mendengar iramanya, menghirup aroma tanah basah ...

Kau tau, aku selalu suka diam bersama hujan, melihat jauh ke awan,,

Aku tak tau sejak kapan aku mulai mencintai hujan,

Hmm, sejaak ??

Ah, aku ingat sekarang, sejak aku mendengar ada melody yang disampaikan hujan ketika aku rindu padamu..

Ya, sejak itu, aku selalu menikmati hujan. Menikmati rinduku tentangmu..

 Seperti saat ini...



Maret, 26 2012 15:20
Di samping gedung Rektorat  Untad Palu,
Bersama hujan...

Sunday, March 25, 2012

Siti 'Orang Pinggiran' dan Limpahan Kasih Sesama

Berawal dari sebuah acara reality show menggugah perasaan, Orang Pinggiran, Trans 7 yang menampilkan seorang bocah penjual bakso. Siti, 7 tahun, yang tinggal di Desa Karangkamulyan, Kec. Cihara, Kabupaten Lebak, Banten Selatan. Ia seorang anak yatim yang ditinggal mati sang ayah sejak usianya 2 tahun. Dan di umur yang digunakan sebagian anak lain untuk bermain dan mengenal indahnya dunia anak-anak, ia justru harus ikut bekerja untuk melanjutkan hidupnya dan ibunya dengan berjualan bakso keliling kampung.

Sumber gambar

Mungkin teman-teman juga menonton ‘acara Siti’. Melihat bagaimana Siti berkeliling kampung menjajakan bakso sepulang ia sekolah. Bakso dan kuahnya dimasukkan dalam termos nasi yang sebenarnya besar untuk anak seusianya. Apalagi termos seukuran itu berisi kuah, pastilah  berat. Tangan kanan menenteng termos, tangan kiri menenteng ember plastik hitam berisi mangkok-mangkok, sendok kuah, dan peralatan lain. Dengan terseok-seok menenteng beban seberat itu, Siti harus berjalan keluar masuk kampung, yang terkadang jalanannya menanjak naik. Terkadang jika ada anak yang membeli baksonya, Siti ingin bisa ikut mencicipi. Tapi ia terpaksa hanya menelan ludah, menahan keinginan itu. Setelah 4 jam berkeliling, ia mendapat upah 2000 perak saja! Kalau baksonya tak habis, upahnya hanya 1000. Lembaran seribuan lusuh berkali-kali digulungnya.

Sumber gambar

Coba teman-teman bayangkan, Siti yang sekecil itu, menenteng jualan yang sangat berat, keliling kampung untuk uang yang mungkin bagi kita tak seberapa. Mungkin dulu, di umur seperti Siti, kita hanya mengenal dunia bermain sepulang sekolah, tak ada jualan bakso keliling. Subhanaallah, saya terharu ketika menonton acara ini. Dan saya pikir, sosok Siti hanya akan saya lihat sekali itu saja. Tapi ternyata ia kembali muncul di televisi. Bukan di acara yang sama.

Ia duduk di sana bersama ibunya. Dengan mata nya yang sayu tapi cantik, tampak jelas khas anak kecil yang malu-malu. Juga ada seorang bocah cantik berwajah indo yang seumuran Siti. Jasmine, yang ternyata anak dari ‘Mbak Bertha’, seorang Vocal Trainer ternama. Singkat cerita, Jasmine yang dulu juga menonton ‘Siti Orang Pinggiran’ terketuk hatinya sehingga ia mengumpulkan koin untuk Siti. Amazing, anak kecil berjiwa sosial besar.

Dan bukan hanya Jasmine, di hampir akhir sesi, salah satu presenter ganteng berkacamata mengatakan kalau ada seorang pengusaha yang juga akan berbagi rejeki untuk Siti. Jusuf Hamka, seorang muslim Tionghoa yang juga sama seperti Jasmine, tergerak untuk membantu Siti ketika menyaksikan Orang Pinggiran. “Saya juga dulu berjalan menenteng termos, bukan Bakso,tapi Es Mambo.” cerita sang pengusaha sukses. Jusuf Hamka yang pagi tadi sebenarnya akan berolahraga di depan Gedung TvOne, akhirnya singgah karena di perjalanan ia melihat Siti ada di TvOne. Dan bantuan yang diberikan oleh pengusaha muda ini adalah, Beasiswa kepada Siti sampai selesai dari universitas plus langsung bekerja di perusahaannya. Subhanallah.


Tak hanya sampai di sini, seorang gadis manis juga ‘terbang’ dari Bali untuk menyerahkan langsung bantuan kepada Siti. Sesi kali ini, memang dikhususkan untuk Siti. Subhanallah, rejeki selalu mempunyai jalannya untuk mereka yang berusaha. Dan juga untuk mereka yang tak lupa berbagi. Jasmine, Jusuf Hamka, dan Gadis Bali , mereka adalah sebagian jiwa-jiwa yang mengerti kalo berbagi itu indah. Saya tak menganggap mereka riya’, tapi justru peran media lah yang membuat Siti mendapat simpati dan bantuan yang sangat sangat bermanfaat bagi dirinya dan ibunya.

Sampai ketika saya mengetik ini, saya masih teringat nama-nama tadi. Mereka yang mengasihi, menyayangi sesama. Mereka seperti menyadarkan saya, “ Heyyy, apa yang kau bisa lakukan untuk dirimu dan orang lain? Hanya menulis lalu tidak berbuat apa-apa? “ Huufhh, semoga tidak. Saya juga akan terus berusaha untuk diri saya, dan juga semoga menjadi manfaat bagi orang lain. Aamiin.
Tulisan tentang Siti ini tak sepenuhnya kata-kata saya, Siti penjual Bakso Berusia 7 Tahun , referensi saya. Dan penulisnya sendiri ternyata sudah membantu. Subhanallah. Meskipun saya tak ikut membantu Siti, hati kecil saya berharap ia dan ibunya tak akan menjadi malas dan sombong dengan semua kemudahan yang ia dapatkan dari Allah SWT melalui jiwa-jiwa yang peduli. Tetapi justru lebih berusaha sehingga kelak mereka juga bisa membantu yang tak mampu, sehingga pahala mereka yang ikhlas membantu tak akan ada putusnya.  Juga semoga akan ada Siti-Siti lain yang mendapatkan kasih sesama yang juga berkat peran media. Yah , Semoga. J

Sumber gambar

*Oh iya, Dek Siti, tolong jangan seperti d*rsem ya :D :p 




Saturday, March 24, 2012

Untuk seorang Bapak


Kau tidak menyenangkan menurutku ...
Kau belum siap berdiri di depan sana, memberi ilmu mu untukku, untuk kami.
Kau belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kami yang tercipta karena kebingungan dari penyampaian yang kau berikan.
Kau banyak melakukan kesalahan.
Kau bahkan terus saja berbicara, padahal aku tahu mata mu masih berfungsi dengan baik untuk melihat kami yang bosan dan hanya berbagi cerita tanpa memperhatikan ilmu yang kau berikan.

Arrgh, aku tak suka. Ku sanggah penjelasanmu yang menurutku keliru. Dan mereka, teman-temanku, tahu maksudku. Ya, mereka tahu aku sedang menunjukkan ‘tidak suka’ ku. Lalu kau??? Kulihat raut wajahmu yang menahan sabar dan tetap tersenyum.
Kau tau ? aku senang. Aku merasa menang. Hey, Aku tahu apa yang kau tidak tahu.

Tak pernah serius aku mengikuti kuliah mu. Yang penting bagiku adalah daftar hadirku dan selebihnya 3 sks kuikuti dengan malas-malasan. Mungkin kau ingin ‘membalasku’, atau mungkin juga akibat semua sikap dan malas ku, aku mendapat C di mata kuliahmu.
Aku makin tak menyukaimu, Pak.

Kulanjutkan hari-hariku. Dan ternyata kau juga melanjutkan study-mu di kampus lain. Aku bersyukur, untuk hari-hariku tanpa nama mu tercantum sebagai pengajarnya. Kau seperti tak pernah ada bagiku. Dan setelah sekian lama, ketika tak ada lagi kuliah yang harus kujalani, kau juga rupanya telah kembali menjadi pengajar seperti dulu. Aku lebih bersyukur. Aku selamat.
Hingga akhirnya, Siang kemarin, syukurku , senangku menjadi rasa sesal. Dari sudut lorong kantor fakultas, aku melihatmu sibuk membawa tumpukan buku di kanan dan kiri tanganmu. Ku panggil nama mu, untuk kuserahkan undangan rapat yang dititipkan oleh temanmu. Kau tersenyum dan berterima kasih. Kau keluar dan kembali lagi. Kau masih sibuk. Dan aku juga, sibuk menghitung undangan yang belum ter-antar ke tujuan dengan peluh di keningku.

“ Hey, tahu tidak? Itu kesempatan buat kalian untuk silaturahmi dengan dosen-dosen yang lain” tiba-tiba kau sudah berdiri di depanku dan seorang temanku, sambil menunjuk ke arah amplop-amplop di tanganku. Ada senyum menyemangati di wajahmu. Kau menegurku, menghargaiku, meskipun statusku di bawahmu, kau memberiku semangat.
“ Iii..i...iii ya sih pak , alhamdulillah, sepertinya begitu” kataku sedikit heran tapi tak lupa kuselipkan tawa kecil untuk menutupi heranku.
Kau juga tertawa. “ Ok, silahkan melanjutkan, saya pulang duluan ya, soalnya saya mau ke morowali sore ini” pamit mu dengan tawa yang masih di wajah tulus itu.
“Iyaaa , paakk, hati-hati ” kataku mengantar sosok mu menghilang di balik pintu.



Aku hanya bisa terdiam. Apa yang kulakukan dulu, di awal kau memulai profesimu? Aku terlalu sombong dengan SEDIKIT ilmuku. Aku yang BODOH, tak melihat kebaikanmu. Aku selalu mengingat kelemahanmu, dan kau? Kau bahkan tak mengingat kasarku. Aku menyesal, aku malu dengan sikapku dulu.
Bertahun aku tak menghargaimu pak, tapi bahkan tak cukup 15 menit kau mengubah semuanya. Dulu aku memang tak merasa diajar olehmu, tapi kini, bangga aku akui kalau kau telah ajarkan aku  menghargai dan indahnya dihargai.
Maaf dan terima kasih. Mungkin itu tak cukup. Kau berharga, Pak. Dari seorang anak didikmu yang sungguh telah kau didik. Dan tiba-tiba aku ingin berada di kelasmu.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway The Fairy and Me yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain"

Wednesday, March 21, 2012

Dua kata :)

“Karena motivasi sesungguhnya harus datang dari dalam diri sendiri ...”


Terima kasih untuk selalu ada dan membantuku melukis senyum yang kadang hilang entah kemana. Terima kasih untuk selalu bersedia ‘diganggu’. Terima kasih untuk kalimat-kalimat terkirim, yang hampir selalu mengagumkan. Terima kasih untuk  menjadi yang selalu mengerti.

Dari seseorang yang bukan siapa-siapa, untukmu di sana.
Terima kasih karena kau ada.

Mungkin kau membaca. Hanya barisan kata yang tertulis dengan senyum, ketika dua kata-terimakasih- mungkin tak cukup. Tak mengharapkan apa-apa. Ah, sudahlah. Skripsi meringis menungguku di sana :D

original picture was from here



Friday, March 16, 2012

Ia (salah satu) yang berteman dengan kematian...

Waktu itu, saya lupa tanggal berapa tepatnya, saya melihatnya, di sana, dalam sebuah kotak 21 inch, diberi penghargaan sebagai ‘hero’ di acara favorit saya. Seorang wanita muda yang mencintai bangsanya, budayanya, dan tentunya hidupnya. Sosok yang sangat inspiratif.


Sinta Ridwan, 26 tahun. Siapa yang menyangka di balik mata dan senyum nya yang ceria, ia adalah seorang penderita lupus. Penyakit mematikan yang sampai hari ini belum diketahui obatnya. Sinta yang baru saja menyelesaikan kuliah S2 nya di jurusan  Filiologi Universitas Padjajaran ini  menganggap obat yang paling mujarab dari segala penyakit adalah rasa  bahagia. “Jadi kalau kita sakit, jangan dirasakan kalau kita sakit, tetapi kita  harus berpikir sesuatu yang menyenangkan dan terus tersenyum walaupun kita  sedang sakit,” ucapnya.

Dan ternyata perjuangannya melawan penyakit yang ia derita sejak tahun 2005 ini, telah melahirkan sebuah buku otobiografi “ Berteman Dengan Kematian “. Di buku ini, ia menceritakan bagaimana ia melawan lupus di tubuhnya. 


Untuk mengisi hari-harinya, ia berusaha untuk memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Dan salah satu upaya untuk menjadikan hidupnya lebih bermakna bagi orang lain dan bangsa ini adalah dengan mengajarkan bagaimana membaca naskah kuno. Ini yang saya katakan tadi kalau Ia mencintai bangsa dan budayanya. Ketika kepala-kepala yang lain berpikir dan mengkaji tentang kemajuan jaman, tekhnologi dan peradaban, tetapi Sinta tak ingin melupakan sejarah bangsa dan budaya. Ia membuka kelas aksara kuno, di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. Dari awal terbentuknya kelas ini, tercatat 200 orang yang pernah menjadi muridnya. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Ia mengatakan tujuan dibukanya kelas Aksakun ini (Aksara Kuno) adalah untuk manjaga dan melestarikan naskah-naskah kuno yang merupakan warisan masa lalu. “Tan hana muni tan hana nangke” yang artinya tidak ada masa lalu, maka tidak ada masa kini. Ia berpendapat bahwa , manusia haruslah tetap mengingat dan mencintai sejarah peradaban masa lalu, untuk kemudian belajar dari ‘kekeliruan’ para pendahulu dan membenahinya untuk menjadi lebih baik lagi di masa kini dan masa yang akan datang.


Kecintaannya terhadap sejarah dan naskah kuno mengalahkan rasa sakit yang dideritanya. Dan dengan keterbatasan fisiknya akibat lupus, Ia bercita-cita untuk mendirikan sebuah museum digital yang akan diberi nama Ensiklopedi Naskah Kuno. Ia beranggapan kalau selama ini orang-orang jarang membaca atau mempelajari naskah kuno karena sulitnya mengakses catatan-catatan masa lalu yang telah tersebar di seluruh nusantara. Harapannya dengan adanya museum digital tersebut, orang-orang tak akan lagi kesulitan mengetahui dan mempelajari sejarahnya.

Subhanallah, dengan penyakit yang ada di dalam tubuhnya, ia bersyukur, bukan hanya dengan ucapan, tapi juga perbuatan. Dan bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orang-orang di sekitarnya, orang-orang di dunia. Dan, wajar jika malam itu, Ia di sana, di depan ratusan pasang mata mendapatkan sebuah ‘gelar’ hero. Hero untuk keluarganya, sejarah dan bangsanya. Semoga impiannya terealisasikan segera.



Saya percaya bahwa masih banyak Sinta Ridwan lainnya, yang menginspirasi hidup anda, hidup mereka dan hidup kita semua. Sangat bermanfaat bagi saya jika anda mau share tentang orang yang menginspirasi anda, yang menjadikan hidup ini lebih bermakna.

Thanx a lot, readers :D
*tulisan di atas adalah hasil blended tulisan saya dan artikel tentang Sinta Ridwan di kickandy website*