Bismillahirrahmanirrahim...
“ Kakak Uni, kakak uni, Aky boleh main komputer?” Aky
mendekatiku, bertanya dengan suara cemprengnya, melihat dekat ke mataku yang
lagi terarah ke komputer. Aky, keponakanku yang baru berumur 4 tahun-an, anak
dari Kak Rian , sepupuku. Sangat-sangat aktif, tak bisa diam dan duduk manis,
kadang nakal menjengkelkan, tapi tak pernah tidak membuatku rindu.
“ Eits, jangan dulu, Aky. Kakak uni masih pake
komputer, tunggu sebentar lagi !” Jawabku, dengan kepala tak menoleh ke
arahnya.
“ Tunggu nya berapa lama, kakak uni? “ Tanyanya lagi.
“ Nda lama lagi, nanti kakak Uni selesai mengetik”
Balasku cepat dan tetap berusaha fokus ke layar komputer.
“Tapi , Aky mau main komputer sekarang!” ucapnya
memelas dan agak sedikit memaksa.
“Belum bisa sekarang. Aky tidak liat Kakak uni masih
pakai komputer?” Tanyaku sedikit kasar.
Dia merengek. “Aky mau main komputer.” Arrhhh.
Aku berhenti mengetik, melihat ke arahnya. Kulihat
matanya, dan dia tetap sedikit memaksaku untuk berhenti mengetik dan
mengijinkannya main Counter
Strike. Aku mulai kesal.
“ Aky, jangan ganggu kakak Uni ! Main yang lain dulu!
Kakak Uni masih mengetik, nanti kalau selesai, kakak uni panggil Aky ! “ Ucapku
dengan nada suara yang cukup tinggi. Dan lalu melanjutkan ketikanku.
Dia tetap merengek, bahkan sekarang menarik-narik kursiku.
“ Tidak mau, Aky mau main komputer sekarang !” Kelakuan nya yang kadang
menjengkelkan muncul di saat yang tidak tepat.
Aaarghh. Sepertinya aku betul-betul kesal melihat
tingkah Aky kali ini. Bagaimana tidak, aku harus menyelesaikan ketikan yang lumayan
membuatku berpikir keras, lalu Aky datang merengek-rengek mau main komputer.
Kutatap matanya.
“ Aky, Kakak Uni tidak suka skaaalliii sama anak nakal
!!! Kalau Aky merengek begitu kakak Uni tidak kasih pakai komputer !!! Sudah,
diam ! Jangan ganggu Kakak Uni ! ” Aku marah sambil menatapnya yang duduk di
lantai. Sepertinya kali itu tingkahku tak se-manis biasanya.
Dan Aky, apa yang dia lakukan? Kupikir dia akan
berlari keluar kamar sambil berkata dengan nada mengejek " Aky nda mau
temaan kakak Uni "
Tapi, dia hanya diam. Tenang. Matanya yang tadi
kutatap dan juga menatapku ketika aku marah, tiba-tiba menatap ke sekeliling
ruangan, menghindari mataku. Dia juga mengucek-ngucek cepat hidung mungilnya
dengan jari-jari kecilnya yang biasanya lincah memainkan mouse komputer. Ada
yang lain dengan tingkahnya, bibirnya terkatup rapat. Lalu kulihat wajahnya,
mata beningnya.. Ya Allah, ada yang menggenang di sana. Aky ingin menangis
karena ku marahi, tapi dia berusaha untuk menahan air matanya, dengan tidak
melihat mataku, mengucek hidungnya cepat. Aku teringat pernah mendapati
tingkahnya yang seperti ini, yang tak mau menangis, lalu mengucek matanya,
membatalkan bulir bening itu keluar dari matanya ketika ia dimarahi ayahnya.
“ Iya, Aky tunggu sampai Kakak Uni selesai mengetik.”
Ucapnya pelan dengan wajah polosnya yang takut sambil tetap mengucek hidungnya
cepat.
Ya Allah, kutarik pelan dia dari duduknya, langsung
kupeluk tubuh kecilnya, kucium kedua pipinya. “Maafkan Kakak Uni, Aky.” Ucapku
dalam hati. Aku betul-betul merasa bersalah, membuat anak sekecil Aky
ketakutan, ingin menangis.
“ Aky mau main Counter Strike , kan? “ Aku bertanya
padanya, kali ini sambil menunjukkan gigi-gigiku.
Dia tersenyum, mengangguk. Ku save
ketikanku, dan counter strike pun
muncul di layar komputer.
Ada perasaan lain kali ini. Kulihat Aky main dengan tenang. Senang. Aky
memang bukan adik kandung, bukan ponakan langsungku. Tapi aku menyayanginya.
Ya, Kakak Uni sayang sama Aky.
Aky n my lil sister
Tulisan ini lama ter-save as draft. Sudah lama tidak ketemu Aky,
I miss him so. :)
No comments:
Post a Comment