Wednesday, July 24, 2013

I Miss Him

Bismillahirrahmanirrahim...

“ Kakak Uni, kakak uni, Aky boleh main komputer?” Aky mendekatiku, bertanya dengan suara cemprengnya, melihat dekat ke mataku yang lagi terarah ke komputer. Aky, keponakanku yang baru berumur 4 tahun-an, anak dari Kak Rian , sepupuku. Sangat-sangat aktif, tak bisa diam dan duduk manis, kadang nakal menjengkelkan, tapi tak pernah tidak membuatku rindu.

“ Eits, jangan dulu, Aky. Kakak uni masih pake komputer, tunggu sebentar lagi !” Jawabku, dengan kepala tak menoleh ke arahnya.

“ Tunggu nya berapa lama, kakak uni? “ Tanyanya lagi.

“ Nda lama lagi, nanti kakak Uni selesai mengetik” Balasku cepat dan tetap berusaha fokus ke layar komputer.

“Tapi , Aky mau main komputer sekarang!” ucapnya memelas dan agak sedikit memaksa.

“Belum bisa sekarang. Aky tidak liat Kakak uni masih pakai komputer?” Tanyaku sedikit kasar.

Dia merengek. “Aky mau main komputer.” Arrhhh.

Aku berhenti mengetik, melihat ke arahnya. Kulihat matanya, dan dia tetap sedikit memaksaku untuk berhenti mengetik dan mengijinkannya main Counter Strike. Aku mulai kesal.

“ Aky, jangan ganggu kakak Uni ! Main yang lain dulu! Kakak Uni masih mengetik, nanti kalau selesai, kakak uni panggil Aky ! “ Ucapku dengan nada suara yang cukup tinggi. Dan lalu melanjutkan ketikanku.

Dia tetap merengek, bahkan sekarang menarik-narik kursiku. “ Tidak mau, Aky mau main komputer sekarang !” Kelakuan nya yang kadang menjengkelkan muncul di saat yang tidak tepat.

Aaarghh. Sepertinya aku betul-betul kesal melihat tingkah Aky kali ini. Bagaimana tidak, aku harus menyelesaikan ketikan yang lumayan membuatku berpikir keras, lalu Aky datang merengek-rengek mau main komputer. Kutatap matanya.

“ Aky, Kakak Uni tidak suka skaaalliii sama anak nakal !!! Kalau Aky merengek begitu kakak Uni tidak kasih pakai komputer !!! Sudah, diam ! Jangan ganggu Kakak Uni ! ” Aku marah sambil menatapnya yang duduk di lantai. Sepertinya kali itu tingkahku tak se-manis biasanya.

Dan Aky, apa yang dia lakukan? Kupikir dia akan berlari keluar kamar sambil berkata dengan nada mengejek " Aky nda mau temaan kakak Uni "

Tapi, dia hanya diam. Tenang. Matanya yang tadi kutatap dan juga menatapku ketika aku marah, tiba-tiba menatap ke sekeliling ruangan, menghindari mataku. Dia juga mengucek-ngucek cepat hidung mungilnya dengan jari-jari kecilnya yang biasanya lincah memainkan mouse komputer. Ada yang lain dengan tingkahnya, bibirnya terkatup rapat. Lalu kulihat wajahnya, mata beningnya.. Ya Allah, ada yang menggenang di sana. Aky ingin menangis karena ku marahi, tapi dia berusaha untuk menahan air matanya, dengan tidak melihat mataku, mengucek hidungnya cepat. Aku teringat pernah mendapati tingkahnya yang seperti ini, yang tak mau menangis, lalu mengucek matanya, membatalkan bulir bening itu keluar dari matanya ketika ia dimarahi ayahnya.

“ Iya, Aky tunggu sampai Kakak Uni selesai mengetik.” Ucapnya pelan dengan wajah polosnya yang takut sambil tetap mengucek hidungnya cepat.

Ya Allah, kutarik pelan dia dari duduknya, langsung kupeluk tubuh kecilnya, kucium kedua pipinya. “Maafkan Kakak Uni, Aky.” Ucapku dalam hati. Aku betul-betul merasa bersalah, membuat anak sekecil Aky ketakutan, ingin menangis.

“ Aky mau main Counter Strike , kan? “ Aku bertanya padanya, kali ini sambil menunjukkan gigi-gigiku.

Dia tersenyum, mengangguk. Ku save ketikanku, dan counter strike pun muncul di layar komputer.

Ada perasaan lain kali ini. Kulihat Aky main dengan tenang. Senang. Aky memang bukan adik kandung, bukan ponakan langsungku. Tapi aku menyayanginya.

Ya, Kakak Uni sayang sama Aky. 

Aky n my lil sister


Tulisan ini lama ter-save as draft. Sudah lama tidak ketemu Aky,
 I miss him so. :)



No comments:

Post a Comment