Friday, July 27, 2012

Ini Tentang Rindu Menjadi Seorang Pendidik

Lagi, saya duduk diam dan mengingat hari-hari yang pernah terlewati dengan berdiri di depan berpasang-pasang mata dan telinga yang menyimak apa yang saya sampaikan. Mungkin saya sedang rindu dengan aktivitas itu. Bukan mungkin. Karena memang saya selalu rindu.

Rindu untuk ‘bercerita’ , melihat antusias mereka dan mendengar mereka bertanya segala hal. Ijinkan saya untuk bercerita kepada anda yang ikhlas untuk ‘singgah’ di blog saya ini. Tentang rindu. Mungkin dengan begini anda bisa membantu saya untuk menyeduh rindu ini.

Hmm, Bulan April 2010 kemarin, untuk memenuhi kebutuhan finansial dan mencari pengalaman, saya melamar kerja di salah satu lembaga kursus bahasa inggris khusus anak-anak di kota saya. Alhamdulillah, diterima. Ini berarti, Tuhan memberikan saya kesempatan untuk menjadi seorang pengajar. Waktu itu saya masih duduk di semester IV. Pagi hingga siang, saya kuliah dan sore, mulai jam 14.30-18.30 saya melaksanakan tugas, mengajar anak-anak usia TK-SD untuk berbahasa Inggris.


Alhamdulillah, saya sangat suka anak-anak.  Mereka polos, lucu dan menggemaskan. Awalnya saya berpikir, mengajar mereka akan bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Materi nya kan mudah, saya sudah hapal di luar kepala. Tapi, kenyataannya tak semudah yang saya bayangkan. Saya meng-handle tiga kelas dan harus menghadapi karakter masing-masing anak yang berbeda. Ada anak yang aktif, pendiam, cuek, pencemburu, dan bahkan ada yang pemberontak. Waduuh. Heheee. Dan  belum lagi, ada yang sangat-sangat (maaf) lemah daya tangkapnya. Ini tantangan buat saya. Butuh ilmu dan kesabaran ekstra menjalani tugas ini.

Kadang mereka semangat 45 untuk belajar dan ‘bersaing’ dengan sesama mereka untuk menjawab pertanyaan saya, kadang juga mereka malas-malasan karena lelah setelah belajar di sekolah. Sementara saya, ingin mentransfer materi dan berharap mereka bisa menangkapnya dengan baik. Ini membuat saya berpikir. Bagaimana caranya?

Merenung dan Flashback. Dulu, jaman sekolah dan sampai kuliah kemarin, saya selalu akan betah belajar dan mendengarkan penjelasan dari guru kalau guru tersebut datang dengan senyum ikhlas, mengajar dengan baik tanpa pemaksaan, ekspresif, santai, tak menakutkan dan bisa memposisikan diri sebagai teman untuk sharing tanpa harus ‘merendahkan’ dirinya dan bisa memberikan saya bimbingan dan motivasi untuk terus semangat belajar! Dan ternyata tipikal guru yang seperti ini menjadi favorit banyak siswa. Eiitss, bukan hanya guru nya, mata pelajaran yang dibawakan pun akan menjadi hal yang ditunggu-tunggu.


Dalam hati, saya pun ingin menjadi  pengajar yang disenangi seperti itu. Pengajar yang bukan hanya mengajar, bla bla bla, sampai akhir jam belajar , dan yah selesai. Saya tak ingin seperti itu. Saya juga ingin bisa membimbing, memotivasi dan mendidik murid-murid kecil saya, agar tak sia-sia waktu yang kami gunakan di dalam kelas. Pun saya ingin melihat semangat dan tawa mereka ketika belajar bersama saya.


Pelan-pelan saya mendekati mereka, selalu ekspresif, dan bahkan kadang saya ‘berubah’ menjadi anak seumuran mereka, serta berusaha menjadi teman cerita atau pun mengeluh. Menyediakan senyum manis ketika bertemu, dan tetap menyisipkan muka tegas ketika mereka kelewatan di dalam kelas. Tak hanya belajar, bermain, dan bernyanyi (hal wajib dari kurikulum lembaga) kadang saya membebaskan mereka untuk bercerita tentang apapun yang ingin mereka ceritakan, entah itu nyata atau imajinasi , ah senyum saya selalu tercipta karena mereka.



Saya sangat menikmati waktu yang saya habiskan tiap sore dengan murid-murid kecil saya. 1 tahun menjalani pekerjaan ini. Beberapa bulan terakhir saya menyadari kalau akhirnya saya adalah seorang ‘ma’am yuni’  yang juga bisa menjadi teman bercerita ataupun tempat bermanja mereka. sesuai dengan keinginan saya, alhamdulillah. Tapi kemudian saya akhirnya harus berhenti mengajar di semester 6 perkuliahan. Saya harus fokus ke kuliah , penyusunan proposal dan skripsi. Ah, ketika itu saya selalu rindu. Rindu karena telah jatuh cinta dengan profesi mulia ini.

Di semester 7, Waktunya KKN untuk mahasiswa FKIP se-angkatan. Ternyata saya bisa kembali menjadi seorang ‘guru’. Kita mahasiswa harus turun ke desa yang telah ditentukan dan mengabdi selama 3 bulan di sekolah yang juga sudah ditentukan sebagai mahasiswa praktek. Dan kali ini, ternyata saya harus mengajar dan mendidik murid-murid SMA Negeri. Waduh, sepertinya tanggung jawab saya berat eeuy.  Alhamdulillah, dapat ‘jatah’ mengajar bahasa inggris di kelas X,  XII IPA  dan XII IPS.  Di kepala saya langsung muncul bayangan-bayangan anak-anak SMA yang susah diatur, memandang remeh kepada mahasiswa praktek  dan bahkan mungkin melawan.

Tibalah waktunya menuai pengalaman. Alhamdulillah, saya tak terlalu canggung berada di depan kelas. Mungkin karena pengalaman ketika menjadi guru di tempat kursus dulu, dan juga bekal dari bangku kuliah.  Pertama kali masuk ke kelas yang saya handle ,murid-murid nya sangat manis. Berebutan sahut menyahut untuk sekedar mencari perhatian kakak kakak mahasiswa. Sepertinya aman-aman saja, pikir saya. Berlanjut ke hari-hari berikutnya, dan ternyata apa yang saya bayangkan, akhirnya jadi kenyataan. Saya harus berhadapan langsung dengan anak-anak yang kata orang sedang mencari jati diri, yang ego nya jauh tinggi dibandingkan kesadarannya. Terhadap Guru asli saja mereka berani membantah, dan bahkan (maaf) kurang sopan, apa tah kami mahasiswa-mahasiswa praktek. Mungkin mereka akan membuat kami menjadi musuh.

Kalau lagi mengajar, sering saya dibuat geleng-geleng kepala sendiri melihat kelakuan beberapa dari mereka.  Menegur yang di sini, yang disana lalu ribut. Menegur di sana, yang di sini mulai lagi. Bahkan, pernah ketika saya dengan satu orang teman  mengajar di kelas XII IPA, teman saya ini dibuat menangis oleh salah satu murid di kelas tsb. Saat itu saya juga emosi melihat kelakuan murid itu. Sempat terpikir untuk berhenti mengajar di kelas tersebut. Tapi, itu artinya saya menyerah lalu gagal untuk menjadi seorang pengajar dan pendidik. Tidak, saya tak ingin gagal. Saya tulus ingin membagi ilmu, tulus ingin mendidik mereka. Kembali otak saya bekerja, apa yang harus saya lakukan!


Dilihat dari segi umur, murid-murid itu kurang lebih 5 tahun di bawah saya. Tak terlalu jauh. Saya berpikir, ini kesempatan saya untuk menjadi kakak yang baik (habisnya adik saya cuma 1 dan jarak nya berdekatan, jadi hanya seperti teman saja..hehee.) Saya pun menganggap mereka seperti adik sendiri. Saya ‘merangkul’ mereka ketika tak berada di dalam kelas. Dan di dalam kelas, saya berusaha menciptakan suasana santai, nyaman, tapi tetap tegas. Menyampaikan materi se-simple mungkin dan mencari pengandaian yang mudah untuk mereka pahami. Tak jarang mereka berhasil membuat saya senyum plus tertawa karena celetukan-celetukan konyol khas anak sekolahan,  tapi lalu saya dibuat  kagum oleh semangat mereka.


Pernah, di suatu kesempatan setelah saya selesai mengajar, saya bercerita dengan beberapa murid di kelas XII IPS. Mereka senang bertanya, “bagaimana rasanya jadi mahasiswa kakak?” , “Berapa lama KKN”, “Habis KKN, trus apa lagi?” “Kalau sudah wisuda, kakak langsung jadi guru?”. Ah, Kadang mereka seperti murid-murid kecil saya dulu. Begitu semangat, begitu ingin tahu. J Dan Disitu saya tahu kalau beberapa murid laki-laki di kelas tsb, harus bekerja sebagai buruh pelabuhan sepulang sekolah. (Ya, pelabuhan di kota saya dekat dengan sekolah mereka) Untuk apa?  Untuk membayar uang Les tambahan menjelang UN kelas XII. Ya Tuhan, saya memandangi mata mereka. Begitu besar pengorbanan mereka untuk menjadi anak sekolah, menjadi anak didik negeri ini. Jangan padamkan semangat mereka. Balas perjuangan dan pengorbanan mereka ya Rabb. aamiin. 


3 bulan yang penuh dengan warna, cerita , tawa, senyum dan bahagia. Tak henti-henti saya bersyukur karena  bisa menyelesaikan tanggung jawab sebagai seorang pengajar dan (insha allah) pendidik dengan baik.  Dan juga syukur atas nikmat kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk menjadi seorang  yang bisa berbagi ilmu, pengalaman dan motivasi. Bahagianya saya. 


Sampai sekarang, setelah kuliah saya selesai, harapan saya untuk bisa menjadi pengajar, menjadi pendidik selalu ada, bahkan semakin kuat.  Jalan untuk 'kesana' pun semakin dekat. Tak mudah, tapi insha allah bukan tak mungkin. 


 Suatu hari , tak lama dari ketika saya menulis ini, rindu saya pasti terjawab oleh Nya. Ya Rabb, kuatkan saya untuk terus berusaha, mengejar rindu saya, untuk masa depan banyak anak bangsa. Ijinkan saya untuk menjadi pendidik. Semoga. Aamiin. 





Tulisan ini disertakan dalam Lomba Blog Sampoerna School of Education “Menjadi Pendidik”

Wednesday, July 18, 2012

Jangan Lagi Ada Budaya yang Tercuri

Tema project kali ini adalah budaya. Waduh, jarang-jarang nih, eike bisa tulis yang 'berat-berat'. Terakhir belajar 'formal' tentang budaya waktu jaman kelas 1 es em a dulu. Bismillah :)

Well, langsung saja. Budaya adalah cara hidup yang berkembang dalam sekelompok orang  (sedaerah, sekota, atau sebangsa) yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya juga bisa dibilang Pola Hidup menyeluruh yang bersifat kompleks. (wikipedia) *ga kreatip saya*

So, coba bayangkan, Indonesia yang mempunyai puluhan propinsi, ribuan pulau yang didiami oleh kelompok-kelompok orang, sudah pasti memiliki keanekaragaman cara hidup. Orang Jawa, berbeda budaya nya dengan Sulawesi, begitu pula dengan Papua. Itu masih antar pulau, belum antar kota yang suku-suku di dalamnya berbeda. Wuiihh...

Berhubung saya tinggal dan mendiami daerah Sulawesi Tengah, maka tugas saya adalah menulis tentang Budaya Sulawesi Tengah. ^^

Sulawesi Tengah juga kaya akan budaya yang diwarisi turun-temurun dari generasi yang satu ke generasi lainnya. Dalam kehidupan bermasyarakat, budaya tradisional telah berpadu dengan agama (mungkin di daerah lain juga seperti ini) dan menciptakan upacara dan festival yang bervariasi dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya.

Saya ingat, jaman Es De dulu, pas lagi pelajaran IPS, pasti disuruh bawa ATLAS yang di dalamnya selain ada peta juga ada gambar baju adat, rumah adat, dan tarian adat semua propinsi. Waktu itu, Indonesia masih punya 27 propinsi.

Nah, Ini dia penampakan nya:

Baju adat Sulawesi Tengah

Banua Mbaso 
Rumah Adat Sulawesi Tengah

Tari Torompio
:D belum menari mereka, ciiinn :D

Huaaa, kadang saya penasaran pengen pake baju daerah seperti foto di atas. :) Maybe, someday ya, I'll.

Weits, balik ke topik. 

Belum ada negara yang mengaku-akui tarian Torompio kan? :D
Jangan sampee deh ...

Saya sadar, pemirsaa !! Sadar kalo Indonesia itu Kaya, makanya ada yang Suka menCURI budaya kita. Kalian sadar ga? Sadar donk ya!

Sadar akan budaya Indonesia yang beranekaragam dan tak ternilai harganya, sudah sepantasnyalah kita belajar tentang daerah kita sendiri, bukannya ikut-ikutan belajar extra tentang budaya orang lain, lalu ke-sibuk-an dengan budaya orang, eh lupa sama budaya sendiri.

Insha Allah belum ada kata terlambat untuk melindungi budaya kita, supaya ga selalu diakui TETANGGA SEBELAH itu tuhhh. Sudah cukup deh yang kemarin-kemarin. Mulai sekarang, sebagai generasi penerus, generasi yang harus menjaga peninggalan orang-orang hebat terdahulu, kita harus belajar mengenal budaya kita, harus pintar dan harus cerdas menghadapi 'orang-orang' yang sering mengaku-aku dan menCURI BUDAYA kita. 

Hanya yang TAK PUNYA HARGA DIRI YANG BISA MENCURI !!!

Here we are, Indonesian Bloggers shout 'YOU' out ,
 JANGAN CURI BUDAYA KAMI !!!


Sunday, July 08, 2012

Dari Jauh

Ada yang menjarakkan kita. Membuatku hanya bisa diam di sini, mengamati gerik mu, marah mu, langkah mu, senyummu. Kau tak tau kan? Tetaplah begitu, karena aku takut malu. Aku takut tiba-tiba kau menoleh padaku, menangkap mata ku.

Hahaa, aku seperti pencuri. Dulu hingga kini. Tapi tetap tak bisa kucuri hatimu. 

Aku suka begini. Tetap mencuri. Ceritamu. Lalu kusimpan rapi di sudut memori hati. aku leluasa sekarang. karena kau tak tau. Dengan begini aku akan tetap mengingatmu. Meski tak ada aku di ingatmu. 

Aku tau. 



My Bento and Us :)

 Teruntuk yang tinggal di kota2 besar di sana :D Ini pasti sudah biasa ! ^^

Resiko berteman dengan pencinta hampir segala jenis yang beraroma jepang, pas lagi ada pertama dan satu-satunya resto jepang di sini, saya terpengaruh sahabat2 untuk mencoba makanan ala2 jepang. *pengaruh katro jugaa* 

Jadilah, dengan alasan momen kelulusan+ulang taunn, traktirannya minta di sini. 


My Bento. Berlokasi di jl.Raja Moili, Palu. Ga tau nomer berapa, yang jelas, jejeran Ruko pertama dari arah jembatan Kuning. Masuk 10M dari Judul Resto nya. Hahahaa. Depannya Game Online Center. Postingan ini, kali kedua saya makan di sini. Sama seperti waktu pertama kali. Pengunjungnya hanya saya dan teman-teman. Meja yang lain kosong euy. Mungkin karena masih baru ya. 

Tapi, saya justru suka yang sunyi-sunyi begini. Hohooo. Suasana nya enak, nyaman. Ga berasa ada banyak aroma-aroma jepang nya, kecuali wallpaper sama dekorasi bambu di depan kaca pintu masuk nya. Pelayanannya juga ramah. Jempol. 


Harga? Untuk makanan mulai dari 9Rb-20Rban. Ada yang Harga diluar nasi, ada juga yang paket komplit. Tinggal sesuaikan dengan Kantong anda! :D Eeiitss, Lupa ! Ntu harganya di luar minumannya :D 1Rb-5 Rban untuk minuman ! Bagaimana? Lumayan terjangkau kan ya (kalo pas lagi ada uang). Tapi seimbang lah dengan makanan dan pelayanannya. 

Saya ga banyak tau jenis2 makanan Jepang. Yang tersedia di sini (ini yg saya tau ya) beef/chicken Yakiniku, beef/chicken Teriyaki, dan Takoyaki. Aduh lupa, udang halus yang di mix sama ayam, trus juga telur puyuh yang bentuknya kaya batagor kampus saya *ga jelas*. Ini dia sebagian penampakan makanannya. 

Paket My Bento ... *Lupa* 

Ini juga My Bento berapa, *lupa* :p 

Ice Capuccino 

My Favorite, Takoyaki  

Reaksi kepanasan *dani* 

Here we are 

Untuk orang Indonesia asli kaya saya, ribet buanged dah makan pake kayu panjang *sumpit*. Alhasil , setengah jalan pake sumpit, pas udah pegal tangannya + gemess gegara ga banyak nasi yang nyangkut di sumpit, dan makhluk2 di piring yang serong kanan kiri, maka kembali lah ke sendok dan garpu. Dan makhluk2 penggila Naruto di atas, tetap bertahan dengan sumpitnya sampe titik nasi terakhir.

Eh, Anaknya yang punya Resto, menggemaskaaan. Jadilah kita merampok bebi ini untuk dipoto-poto. Huhuuu. 

yaya & bebi 

unni & bebi
*idung nya sama ya? :p*

^^ Cukup sekian , Silahkan Mencoba dan Terima kasih ^^

*Malam kamis barusan, saya ke My Bento lagi, eh udah ramee aja pemirrsaa :D

Sunday, July 01, 2012

Masih tentang Cantiknya Juni di Awal Juli

Bismillah.
July 1st. Seperti orang kebanyakan, saya juga udah say julywish. Dan wishes jangka panjang lainnya. :)

Tapi, sebenarnya saya masih nyaman di Juni kemareeennn. Actually, June 29th was my 22nd birthday. Tambaah tuaaa sayaaaa.  Setaun sekali banyak doa di wall fb saya dan beberapa di twitter. Alhamdulillah, thanks for all. You made me happy. ^_^ Harapan yang sama untuk kalian.

Kepala saya betul-betul masih digentayangi apa yang terjadi di hari hari sebelum dan pas ulang taun saya.  Saya ingat di 27 Juni, lutut salah urat, dan alhamdulillah di 28, sakitnya berkurang (dan sekarang udah sembuuuuh :D), So saya bisa ikut Gladi Wisuda !

Pagi 28 Juni 2012, GLADI Hari Pertama.
Kurang lebih jam 9, Di auditorium Kampus tercinta, udah banyak calon wisudawan/wati nongkrong2 depan gedung. Setengah 10, gladi nya dimulai. Arahan-arahan tentang urutan acara, things that We MUST Do, and Dont , semuanya dikasih tau. Supaya nanti pas hari H semuanya lancar dan gak ngulangin kesalahan beberapa wisudwan taun lalu. Ya, semoga, aamiin ya Rabbal alaamin.

Sore 28 Juni 2012.
Rutinitas akhir minggu with my some best friends belakangan ini, joining toefl training @Language Center Tadulako University.  Whadda interestin’ class.

Maghrib, 28 Juni 2012.
Ga pulang ke rumah, langsung ke tempat course teman. Maghrib dulu di sana. Juga ada acara kecil2an, dan ternyata acaranya HAMPIR HANCUR. Berniat jadi tamu yang duduk manis, eh justru jadi tuan rumah yang menghadapi  ‘Raut Kusut’ pengunjung. Ampuuunn dah, blom makan, saya justru harus sabar mengatur sana sini. Kalo bukan teman baik yang punya hajatan, saya udah kabur duluan. But, alhamdulillah, semuanya selesai tanpa ada yang  berkicau dan tonjok2an. Pulang hampir jam 11 ditemani hujan kecil kecil.  Great Job, Arul ! Ini awal kesuksesan kita. Tapi, AWAS kau e ! :D

Hampir Tengah Malam, 28 Juni 2012.
Saya udah ngantuk. Capek. Seharian ga di rumah. Sebelum tidur, tunaikan isya dulu. Dalam doa, saya ingat kalo besok 29 Juni. Ulang tahun saya. Dan 22 tahun lalu di tanggal yang sama, kedua orang tua saya, menunggu anak pertama mereka. Mama kesusahan melahirkan saya. Tak sampai 2Kg. Anak mereka terlalu kecil pada saat itu. Tapi, bayi itu kuat. Tanpa inkubator. Dibesarkan dengan harap dan kasih. 22 tahun, dan entah sampai kapan. Karena itu, saya selalu menganggap kalau ulang tahun itu spesial. Mengingat mereka, orang tua, bertahun2 lalu cemas, bahagia, haru menunggu kita.  Dan Melihat semuanya terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, di 22 ini, saya tak berharap kado, kejutan atau apapun dari orang-orang di sekitar saya.  Bisa selesai kuliah dan wisuda di 2 July 2012 besok sudah jadi kado indah. Saya hanya bersyukur atas doa2 saya yang hampir semuanya terjawab, dan meminta (lagi) kepada Allah, “ Ya Allah, saya ingin sesuatu yang istimewa dariMU kali ini, yang bisa mengingatkan kalo 22 tahun saya sangatlah spesial, buat saya bahagia, aamiin”  Itu doa inti saya.  Setelah itu, tidur :D

Pagi, 29 Juni 2012, ulang tahun 22 saya.
Buka hp, hanya ada 1 sms. Dari Fatny, sahabat saya. Tiap tahun, ni anak selalu on time ngasih ucapan. I lope u dah :* Yang lain? Belum ada. Ya sudahlah. Toh  sudah tua juga. Bukan lagi anak belasan taun. Itu pikir saya. Dapat doa dari mama. Sedangkan Papa? Yaaah, hanya kasih selamat, trus melawak lagi seperti biasa *papa saya masih kerabat dengan tukul, efek sering nonton Bukan Empat Mata* . Nina, adik saya? Lebih parah, nanti pas liat saya sibuk reply ucapan HB di fesbuk baru dia bilang “Oohh iyyaa yaa, Ulang tahunmu harii inniii, selamaatt e, traaaktiiir!” Jiaaaaaaahhhh....

Masih hari yang sama, Jam 9-an, GLADI HARI kedua. Detik2 Allah SWT menjawab doa saya.
Otw ke kampus, baru deh masuk sms2 sahabat sahabat saya. Si Muja yang ‘ngojekkin’ ke kampus, baru ngasih selamat pas sampe di auditorium. Betul-betul daah.  Dan pagi itu, gladi udah dimulai. Orang2 sudah di dalam gedung.  Maka bercepat-cepatlah saya melangkahkan kaki. Pas di pintu masuk, Fitry, teman saya, senyum melambaikan tangannya, sambil mengatakan sesuatu dari tempatnya. SAYA TIDAK PERCAYA. Sampai akhirnya saya bergabung dengan beberapa wisudawan di kursi paling depan lainnya , dan mendengar nama saya disebutkan. Ada yang lain di hati saya. Allah SWT menjawab doa saya. “sesuatu yang istimewa” Dia berikan tepat di hari ulang tahun saya. YUNI AMELIA, A 121 08 098, LAMA STUDI 3 tahun 10 bulan, IPK 3,68, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Nama saya disebutkan sebagai salah satu wisudawan terbaik kali ini. Bersama 9 wisudawan terbaik dari masing-masing Fakultas yang lain, kami diberikan arahan, maju ke depan ratusan wisudawan lainnya. Alhamdulillah, I have no words to say. Melihat teman-teman di depan men-senyum-i saya. Rasaanyaa, ah. Sampai sebelum nama saya dibacakan saya tak pernah berpikir  tentang hal ini. Justru sebelumnya tak ada niat untuk ikut wisuda. Tapi lihatlah Allah SWT punya jalan lain untuk hamba-hambaNYa. Jalan terbaik.  ^_^

Jadilah ucapan selamat untuk saya pada hari itu bertambah. Saya bahaagiaaaaa. Sahabat-sahabat, juga, orang tua, dan lucunya adik saya heboh sendiri. Hihihiiii. Alhamdulillah. 

after Gladi.
yaya-fifi-putri-unni-ayie

Saya menulis di blog ini, sebenarnya takut dianggap riya'. Saya sadar, pencapaian kecil ini belum ada apa-apanya. Hanya ingin mengekspresikan rasa syukur dan bahagia. Otak manusia tidak permanen. Mungkin saja nanti saya bisa beranjak lupa tentang kebahagiaan jaman muda ini, tapi blog ini bisa kembali mengingatkan saya :D.  Juga untuk sama-sama saling mengingatkan, bahwa Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Meski kadang Bukan yang kita pinta, tapi Dia memberikan yang lebih indah. Jangan lelah meminta, jangan lelah berusaha. Dan bersiaplah menerima kejutan-kejutanNya. ^_^

Tentang menikmati jalannya hidup dan bersyukur di setiap kedipan waktu. Unni.

 Award dari Mbak Syam
ah, Saya memang sedang berbahagia