Saturday, January 21, 2012

dan ketika rindu singgah , kumohon, jangan lama ...


     Namanya Taufik. Saya sering memanggilnya, Mas Taufik. Entah kenapa, tiba2 ingatan saya memanggil dirinya nun jauh di sana. Apa kabar dirimu di sana? Semoga sehat2 dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

     Awal 2008, Makassar, Kost-an milik seorang Bapak kost ( ya ialahhh, ) yang mempertemukan saya dengan Mas Taufik. Waktu itu, Ia baru saja pindah ke kost2an di depan kostan sepupu saya. (thanks to my beloved cousin, Bundanya ade ganteng, yang sudah membuat saya merasakan aajiiibnya jadi anak kost). Postur tubuh pria pada umumnya, kepala plontos dan raut muka yang bisa ditebak , kalo ia adalah orang JAWA. Kira-kira umurnya 28 taun-an. Nothing special. Hidup saya sebagai anak kost-an berjalan normal seperti biasa.

     Kost-an 8 kamar petak di depan dan belakang, juga rumah depan kostan yang sama fungsinya, hampir semua penghuninya adalah pegawai dan karyawan swasta membuat tempat ini ramai di jam 8 pagi ketika para penghuninya bersiap2 untuk berangkat kerja ( dan saya mengintip dari balik jendela, hohohoo), lalu sunyi hingga ramai kembali di jam istirahat makan siang, (kadang mereka makan di warung milik ibu kost), dan sunyi hingga sore atau malam ketika jam kerja usai. (Huaaaa, jadi rinduu tempat itu dan sebagian penghuninyaaaa..) Dan Mas Taufik adalah salah satu dari mereka. Ia berangkat kerja pagi bahkan ketika saya dan sepupu saya masih nyenyak bermimpi ( padahal kami yang sering ‘kepagian’ ). Mobil ‘dinas’ nya menjadi penanda keberangkatannya. Ia bekerja di salah satu perusahaan penyedia,distribusi dan servis alat2 elektronik dan telekomunikasi ternama di Indonesia.

     Pernah suatu pagi sebelum berangkat kuliah, di halaman kostan yang hanya seluas 1 innova + 1 motor, sepupu saya ngomel2 sendiri, sambil bertanya,
     “ Yun, kenapa terbuka 2-2 nya pagar kost-an? Siapa barusan keluar , baru nda’ tutup ulang?” Yah, pagar kost-an (lebih tepatnya gerbang besi) selalu hanya terbuka untuk motor. Mobil? Kalo mau masuk, Pulangnya harus mengembalikan posisi pagar seperti semula.
     “Ooh, itu tadi, orang yg baru pindah kemariin, Uh, mestinya dia tutup lagi pagarnya,“ kataku sambil berjalan menutup pagar.
     Kami berdua kesal dengannya. Hanya karena pagar yang tidak ditutup kembali (yah, maklumlah, naluri anak kost seniorr,hehehee ) ! eh, bukan Cuma itu, di awal2 kepindahannya, beliau ( jiaah, tuir amaat ) g pernah senyuum. Jalan nyelonong aj, padahal kan kami sering pa-pasan. Mbok ya senyum basa-basi saja gituu. Menjengkelkaan. Mungkin benar kata pepatah lama “Tak kenal maka tak sayang”. Hingga akhirnya , malam itu, (saya lupa tanggalnya) malam yang mengubah hari-hari berikutnya.

     Ya, malam itu , karena kebosanan dan kejenuhan kami yang hanya mengeram di dalam kamar seharian, saya dan sepupu saya duduk2 ga jelass di teras kost-an. Begitu juga dengan tetangga kost-an yg lain, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Eh, si mas yang satu ini rupanya g mau ketinggalan. Dia nongkrong di teras kostnya yang pas berhadapan dengan tempat kami. Dan ikut gabung , pemirsaa ! weitsss, dia bisa bunyi ternyata ,, hhehehe, maap mas. Kalo ingatan saya masih berfungsi dengan baik, waktu itu kami akhirnya kenalan dengan mas Taufik. Kami bertiga berbagi cerita. Tentang kerjaan, bahkan sampai ke kehidupan pribadi. Sopan, ramah, baik dan cerdas. Jauh dari kesan pertama yang saya dapatkan.

     Singkat cerita, setelah malam itu ,akhirnya kami berteman ! Ada sapaan, senyum, bahkan cuuuaaandaaan tiap kami ketemu. Bahkan, ga jarang , kalo mas Taufik pesan makanan di tempat ibu kost, saya dan k dina (nama sepupu saya) juga pasti dapat jatah, kalo beli cemilan juga begitu, pasti mas Taufik belinya lebih dan menyedekahkan kepada kami. Hidup di kost-an jadi tambah indah.hhahahaaa. weits , tapi bukan hanya karena sering dapat gratisan, saya lalu jadi suka berteman dengan nya. 1 hal yang saya sukai , Dia dewasa! Di satu kesempatan, masih di tempat yang sama, teras kost-an, Dia pernah bercerita tentang masalah kedua orang tuanya yang sudah berpisah, kuliahnya yang hampir terhambat karena masalah ekonomi di salah satu institut terkenal di Surabaya, juga soal kekasih pertama dan terakhirnya, dan bagaimana dia mengatasi semuanya dengan segala usaha yang g mudah. Dia mengajarkan bagaimana hidup itu membentuk kepribadian dan mental seseorang.  Apakah menjadi ‘manusia seutuhnya’ atau hanya ‘mayat hidup’ yang ‘terpaksa’ mengikuti apa yang ada lalu kembali ke Sang Pencipta dengan sia-sia. Ada nasehatnya yang masih saya ingat sampai sekarang,
     “ Yun, g usah dulu pikirin yang namanya pacaran, pokoknya konsen ke kuliah duluu, ntar juga kalo kamu udah dewasa, mandiri, jodoh insha allah datang kok”
     Saya merasa itu nasehat dari seorang kakak untuk adiknya. Ah, mas Taufik. Dia bukan manusia yang sempurna, suci, dan ga punya salah. Tidak. Dia juga punya sisi ‘hitam’ yang juga pernah dia bagi kepada saya dan K’dina. Banyak waktu2 indah untuk saya bisa merasakan memiliki seorang kakak. Pernah sehabis maghrib dia memanggil saya.
     “ Yuuuniiii ....”teriaknya dari luar.
     “iyaa, mas taufik, tunggu y” saya menyahut sambil senyum2 sendiri mendengarnya memanggil seperti anak kecil
     “ Main Badminton yuuuukk “ Katanya sambil tersenyum di halaman kost-an.
     Hhahaaa. Dan kami pun bermain , ketawa tawa.

     Pernah juga , malam sekitar jam 11-an, k’ Dina lg asik telpon2an di dalam kamar, trus daripada saya jadi pendengar yang setia, saya duduk melantai di teras kamar, lalu tiba2 Mas Taufik baru pulang ,lengkap dengan kemeja kerjanya, berlari kecil dan duduk di sebelah saya, sambil senyum2 ga jelas. Dan seperti malam yang sudah-sudah kami lalu berbagi cerita. Hingga akhirnya dia capek dan ngantuk, lalu pamit tidur. Hmm, kadang dia seperti anak kecil.

     Mas Taufik , seorang sahabat yang selalu ingin menyenangkan sahabatnya. Saya ingat, waktu itu, malam minggu, saya, Kdina, Mas Taufik dan Ardi, kami bercerita2 dari depan kamar masing2. Dan ketika waktu udah hampir jam 12 malam. Topik Pembicaraan kami sampai ke pantai,
     “ ih, saya udah hampir setaun di sini, tapi g pernah ke Losari, Hiks, menyedihkan sekali ya....” kata saya ketika itu.
     Dan apa jawaban Mas Taufik , “ ayoooo , kita ke pantai sekarang !!!! ”
     What , jam 12 malam, ke pantai. Hayuuulah, naluri suka kesana kemari saya dan K’dina terpanggil.  Ganti baju, dan kami berempat cabuut ke Pantai Losari. Ya, salah satu tempat nongkrong warga Makassar. Seperti dugaan kami, masih sangat ramai di sana. Ke anjungan, duduk2, ngunyah2 segala makanan, foto2, naik perahu bebek2, yang semuanya di-bandar-i Mas Taufik. Jam 3 , kita mutusin buat pulang. Dan waktu lg otw, singgah lagi di om-om yang masih jualan martabak. Wuihhh, ajiib daah. Pulang bawa bungkusan lageee.. hehehee. Sampe di kost-an udah hampir jam 4 subuh. Penghuni yang lain udah di dunia lain kayanya. Kami ber empat hanya tertawa, mengendap-endap dan berbicara seperti pencuri. Hhahahaa... ini dia nih ajibnya jadi anak kost, g da yg nyuruh pulang cepet lalu kena semprot dari malam sampe besok malamnya lagi. Eiits, jgn berburuk sangka ya dengan pulang subuh begini, kami ga ngapa2in kok. Sumpah 1
     “ makasih ya mas , buat traktiran+jalan2nya“ kata Kdina dan juga diriku.
     “ okeh, sama-sama , tidur tidurr, udah jam berapa ini “ katanya sambil masih tertawa kecil.

     Kami pun masuk kamar masing2. Sambil bersiap2 tidur setelah membersihkan muka dan menyikat gigi ( hhahaa) Saya dan Kdina lagi2 tertawa dengan ke-gilaan kecil yang kami lakukan. Pulang subuh !
     “ yun, Kalo papa sama mama mu tau , pasti kau udah kena ceramah plus plus!!” kata k dina sambil senyum+ geleng2 kepala.
     “ hehehe, yup, betul , tapi kita kan ga ngapa2in “
     Kami pun siap di posisi masing2 untuk menjemput mimpi. Tidur yang nyenyak menanti kami karena kelelahan tertawa . Tapiiii eng ing eng,, ga lama kemudian mas taufik ngetuk pintu kamar. Lohh??
     “nih, buat kalian berdua !” katanya berbisik sambil nyerahin 2 kotak nasi restoran cepat saji dari negeri Paman Samsudin itu. Hahaaa, ternyata dia masih lapar dan memanggil 14045. Ckckckckkk.. alhasil jarum pendek udah di jam 5 , ketika kepala kami betul2 bersandar di empuknya bantal. Whadda great nite.

     Dari semua momen2 yang ada, yang paling terlihat dari sikapnya adalah dia selalu IKHLAS. Loh, darimana saya tau kalo dia ikhlas? Semuanya bisa terlihat kok, hati kita juga bisa merasakannya kan? 

     Kadang saya mencari-cari  kalau dia tidak pulang ke kost-an karena nginap di kantor atau di tempat temannya. Hhehehee, ga ada makanan gratis soalnya ^_^. Dan saya pasti akan bertanya dimana dia waktu ga pulang. Huahahahaa. Dan akhirnya ketika saya harus pulang ke Palu, (lupa, apa saya pamitan pulang ga ya waktu itu) . saya sedih harus kehilangan seorang mas Taufik, kakak sekaligus sahabat yang sangat sangat baik, yang mengajarkan segalanya. Oiy, kalo ga salah ,waktu saya kembali ke Palu, Mas Taufik lagi keluar kota. Dia menyiapkan pernikahannya.

     Sekarang, hampir 3 taun terlewati, Mas Taufik sudah menjadi suami dari Mbak Ulfy, pacar pertama dan terakhirnya dan juga ayah dari bidadari kecilnya. Titip salam buat ponakan dan mbak saya ya ,mas. Mudah2an kita bisa ketemu lain waktu. Senang liat Keluarga kecilmu yang bahagia, se-bahagia saya yang diberikan kesempatan untuk mengenal Mas taufik di waktu yang tepat. Ya, meskipun kadang saya teringat lalu rindu sama mas Taufik (seperti saat saya menulis ini) , tapi rasa syukur saya lebih besar. Banyak pelajaran, nasehat yang mas Taufik berikan. Semoga saya bisa menjalankan nasehatmu , mas ! Yun, Jangan dulu pacaran ya, ingat KULIAH mu ! insha allah. Aamiin. Oiy, foto-foto waktu edisi jalan sampe subuh, masih ada, mas. Pengen ta’ uplod, tapi ga usahlah. Hhehehe. lagi-lagi, terima kasih untuk semua.

     Ini hanya catatan yang mungkin bisa sedikit menyembuhkan rasa rindu saya kepada sosok seorang kakak yang selalu saya cari di diri orang lain.

5 comments:

  1. hahahaha... yah... tak kenal maka tak sayang.. terkadang seseorang yang spesial berawal dari ketidak sukaan.. salam kenal yak..!!! :)udah follow #5

    ReplyDelete
  2. aduh, jadi ngerasa, soalnya aku juga sering kayak mas taufik gtu. kalo sama org yg belum dikenal,kesannya sombong padahal 'canggung' dan 'malu'. untungnya kalo udah deket ternyata kesan orang bisa berubah yaa. huuufhh

    ReplyDelete
  3. @andro : salam kenaal juga y k'..
    makasih udah maen+follow pula ... :D
    spesial berawal dari ketidaksukaan , sebaliknya juga ada y, hhehee

    @suci : iy, kan cari 'nyaman' nya dulu, trus bisa 'berubah' dehh...
    ah suci ga sombong ko' ( whahahaa, SKSD sy, Laah ...msh Jaman y istlh SKSD ? ) :D

    ReplyDelete
  4. pasti akan ada hikmah dari setiap kejadian, pertemuan bahkan perpisahan sekalipun. trima ksh sudah follow, salam kenal y mba :)

    ReplyDelete
  5. @senja , iy, sama-sama, terima kasih udah maen ksini,,
    saya suka puisi2nya, mba'...
    salam kenal jg y ...

    iy, inshaallah semua ada hikmahnya, aamiin ...

    ReplyDelete