Original pict was from here
Ku kutip kalimat itu, dulu. Dulu, ketika kita masih ada dalam satu cerita. Aku suka kalimat ini. Bagaimana tidak? Kalau aku pernah diizinkan untuk merindu seseorang dalam waktu yang tidak sebentar. Dan aku kuat, aku sabar. Merindumu.
Aku masih ingat semuanya. Ketika dulu aku berusaha untuk mendapatkan pekerjaan pertamaku, kau ingat kepada siapa aku berbagi cerita? Ketika lalu aku sempat sakit di tes pertama? Dan alhamdulillah, akhirnya aku diterima. Kau ingat kan ketika itu?
Kemudian hari-hariku terisi dengan pekerjaan baru ku, Anak-anak kecil ku . Ketika pernah salah satu dari mereka menghapus semua pesan mu, waktu itu aku melapor padamu, kau ingat? Dan kau hanya menertawaiku yang sedikit mengeluh karena tak kudapati lagi pesan ‘berharga’ di inbox hp ku. Kau ingat kan ketika itu? Kau ingat juga kan ketika akhirnya aku harus berhenti?
2x puasa, 2x lebaran, kita ‘sama-sama’. 2x usia ku dan usiamu berkurang, kita juga masih ‘sama-sama’. Terima kasih untuk usaha mu, di ulang tahunku yg ke-2. Aku suka tulisanmu.
Kau juga pernah hampir sebulan ‘diasingkan’. Dan bertepatan dengan piala dunia. Kau tau? Otak ku me-rewind cerita itu ketika tiap kali ku dengar world cup song.
Dreamhigh. Aku tak suka drama ini pertama kali. Tapi karena ‘doktrin’ mu , aku pun jatuh cinta dan menontonnya sampai selesai. Ini juga mengingatkanku padamu.
Kau suka sibuk. Aku juga suka kau sibuk. Teruslah begitu.
Ketika giliranku yang diasingkan 3 bulan, masih ‘kita’ kan? Kau ingat? Kalau aku selalu mengeluh di hari-hari pertama ku. “ Hahahaa, just be patient ! Kau nanti bakalan betah di sana !” Itu jawabanmu. Dan ternyata iya. Kau benar.
Kau masih ingat semuanya kan?
Mungkin tak semua cerita ‘kita’ dulu bisa ku tuliskan di sini. Hanya aku, kau dan tentu Tuhan kita yang tahu. Aku pernah bilang itu. Ingat? J
Sampai akhirnya, tak ada lagi ‘kita’.
Kau. Aku. Karena dia (ataukah aku?)
Ah, sudahlah. Kurasa semua memang lebih baik begini. Tak lagi merindu. Aku hanya mau bilang, untuk kau dalam tulisanku ini, kalau aku tidak sedang Galau ketika menulis ini semua. Tak ada maksud apa-apa. Hanya ingin menyampaikan sedikit yang mungkin tak sempat terucap. Terima kasih untuk semua waktu mu, untuk nyamanku denganmu dulu, untuk semua hal-hal bodoh yang pernah kita lakukan ‘bersama’ dan bisa buat aku tertawa. Terima kasih untuk secara tak langsung membuatku lebih dewasa. Terima kasih.
Kau akan punya cerita baru. Aku juga begitu. Kuharap cerita mu, cerita ku lebih dari cerita ‘kita’ dulu. Ah, cukup sampai di sini. Aku. Kau.
23:04, 8 Maret 2012
No comments:
Post a Comment